City of Thousand Smiles

Peran Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19

0

Pangkalpinang, Diskominfo –  Bio Farma sebagai Perusahaan Milik Negara sudah terlibat dalam pengembangan vaksin sejak tahun 1988, untuk penyakit polio. Perusahaan plat merah ini juga tergabung dalam Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Pandemi (CEPI) dan kini terlibat dalam program COVAX Facility untuk merespon penanganan pandemi  COVID-19 di seluruh dunia.

 

Peran Bio Farma dalam memproduksi vaksin sudah terbukti lewat vaksin polio yang diekspor ke berbagai negara. Indonesia sendiri sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014 oleh WHO.

 

“Bio Farma mengekspor hampir dua pertiga kebutuhan dunia terhadap vaksin OPV atau vaksin polio,” ungkap Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma dalam forum Webinar KPCPEN dengan tema “Pengembangan Vaksin Merah Putih Melindungi Negeri”, Rabu (11/11/2020).

 

Dari pengalaman itu, upaya pengembangan vaksin yang dilakukan Bio Farma tidak diragukan lagi. Kini, selain bekerja sama dengan CEPI dan Sinovac, Bio Farma juga berkolaborasi dengan Lembaga Ejikman untuk memproduksi Vaksin Merah Putih.

 

Novilia menuturkan, target mereka bukan hanya memproduksi vaksin, tetapi membangun kapasitas institusi-institusi di Indonesia untuk sanggung menghasilkan vaksin secara mandiri dan tidak tergantung pada pada vaksin dari luar negeri.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan COVID-19 Kemenristek, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti menambahkan, Bio Farma optimis akan mampu memproduksi vaksin Covid-19. Dia berharap Vaksin Merah Putih dapat jadi simbol kemandirian bangsa.

 

“Kita tidak kalah, tapi (mungkin) mulainya kita agak lambat sedikit. Tetapi bukan berarti kita tidak kompetitif. Pasti bisa, kita optimis.” Tukas Prof Ali.

 

Pemerintah juga menggadeng dua BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebagai penanggung jawab hingga pendistribusian vaksin sampai ke masyarakat. Bio Farma menjadi satu diantara badan tersebut. Untuk mengintegrasikan sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan juga menargetkan usia 18-59 tahun untuk masuk dalam program vaksinasi.

 

“End to end process ini bukan sesuatu yang simpel dan mudah. Karena ini mungkin pertama kalinya kita punya hajatan sebesar ini, terutama di bidang health care ya,” kata Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero), Soleh Ayubi.

 

Dia menerangkan, Bio Farma akan memastikan keamanan hingga ketersediaan vaksin yang akan dipantau secara digital. Sistem ini akan melabeli botol hingga tempat penyimpanan vaksin dengan barcode, yang menjadi model pertama di Asia Tenggara. Pada wadah penyimpanan, sistem digitalisasi juga akan memantau hingga pendistribusian vaksin.

Sumber: Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
Penulis:
Fotografer:
Editor:
Leave A Reply

Your email address will not be published.